Diskusi di ruang outdoor menjadi pilihan menarik untuk mendampingi Muda Mudi Ngadas mengasah talenta dan spirit Bersama (foto by Aryasuta)
Promosi wisata merupakan bagian dari proses pemasaran, dalam upaya untuk mengenalkan, menawarkan produk, dan mewujudkan terjadinya transaksi. Lebih jauh lagi yakni meningkatkan jumlah konsumen dan pelanggan serta menjaga dan meningkatkan mutu atau kualitas produk, agar produk tersebut tetap terjaga di hati pelanggan.
Ngadas, desa yang berada di ujung timur Kabupaten Malang tepatnya di Kecamatan Poncokusumo merupakan satu – satunya desa di Kabupaten Malang yang ditinggali oleh Suku Tengger dengan keunikan budaya dan adat istiadatnya. Desa ini berdekatan dengan pintu masuk Bromo sisi Malang yakni Jemplang, sehingga sangat strategis untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata.
Dengan demikian mem-promosikan desa wisata ini dengan baik menjadi sesuatu yang selayaknya dilakukan salah satunya melalui promosi dan pemasaran digital. “Pelatihan Digital Marketing dan Branding sebagai upaya mendampingi muda mudi Desa Ngadas untuk mempromosikan Desanya melalui platform Instagram dan TikTok sehingga menjadi desa wisata adat yang berdaya dan diminati wisatawan. Selain desa wisata adat Ngadas yang berkembang sebagai desa wisata, yang bisa memperoleh dampak ikutan pula adalah produk ekonomi kreatifnya yang dapat dieksplorasi menjadi produk bernilai jual bagi wisatawan,” ungkap Aang Afandi, Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Malang yang sedang melakukan pendampingan dalam beberapa bulan ini.
Diskusi Instens dengan Pendamping, mencoba menemukan hal hal baru yang merupakan potensi desa, dan bida di-branding. Latar belakang adalah contoh foto yang dicetak ukuran besar yang dapat digunakan di space tertentu sebagai ekspresi menampilkan potensi dan keunikan desa. (by Aryasuta)
Arisudhana menambahkan, “untuk memperluas jangkauan promosi, maka digital marketing menjadi salah satu pilihan alternatif yang dapat dilakukan sehingga jangkauannya akan lebih luas, cepat dan tentunya dengan biaya yang sangat terjangkau.”
Selain itu, mengembangkan pada sisi isi (content) yang ditawarkan tentunya tidak terlepas dengan storytelling yang dibangun. Pramita, narasumber dari pelatihan ini mengungkapkan bahwa “menggali berbagai informasi, mempelajarinya lebih mendalam dan membangun alur cerita yang kuat tentang Ngadas berkenaan dengan adat, budaya, kebiasaan, destinasi dan produk lokalnya menjadi kekuatan yang luar biasa pada sebuah story telling yang disampaikan kepada calon pelanggan dan wisatawan,” tuturnya. “story telling ini dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan pada selfie corner di Ngadas, caption pada Instagram dan akun TikTok yang dibuat, atau bahkan menjadi konten dari materi TikTok. Pemandu wisata yang berada di Ngadas-pun sangat memerlukan story telling yang memberi pesan dan kesan yang kuat, sehingga menggugah rasa dan menciptakan kesan baik yang sangat kuat. Sehingga pembelian berulang terjadi. Maksudnya para wisatawan ini berkenan dengan kesadaran pribadinya untuk kembali berwisata ke Ngadas.”
Narasumber Aryasuta menyajikan Teknik fotografi dan videografi, salah satunya Teknik foto kekinian yang lazim digunakan generasi Gen Z. Insert materi diskusi. (Foto by Afandi)
Sementara itu Aryasuta, spesialis fotografi dan videografi berupaya mendiskusikan bagaimana memproduksi photo dengan baik. Aryasuta mencoba memberikan contoh riil dari hasil dokumentasi photo yang dilakukannya selama 3 bulan di Wonokitri Pasuruan yang juga merupakan desa di Pasuruan yang Sebagian besar warganya juga Suku Tengger, artinya memiliki kemiripan bahkan kesamaan budaya dan adat istiadat warga Ngadas. Obyek – obyek foto cara berpakaian, aktivitas upacara ada, membuat jenang, saat berladang menjadi contoh riil yang menarik untuk dicermati Bersama. Aryasuta juga memaparkan tren foto masa kini, seperti konsep sederhana tentang Analog Echos, peng-optimalan Flash, dan Slow Shutter. Konsep – konsep ini dapat dimanfaatkan para pemandu lokal di Ngadas pada saat menemani wisatawan yang bermalam di Ngadas Bromo.
Salah satu materi yang disajikan Aryasuta pada Saat Pelatihan (Sumber: Aryasuta)
Dharmawan Iqbal Akbar serta anggota tim PKM lainnya mendampingi peserta pelatihan untuk memproduksi video dan foto berkenaan dengan destinasi wisata dan produk ekonomi kreatif yang dimiliki Ngadas. Terdapat video – video produksi mereka kolaborasi dengan Tim PKM ternyata memperoleh respon yang baik dari follower ataupun views yang tinggi, sebagai contoh video Wodas Echo Sari Srikoyo mampu mencapai views 21,4k, Wodas Echo Terong Belanda 49,9k dan Dialog Tengger sebesar 25,1k. Views tersebut tentunya bukan angka yang rendah dapat dicapai dalam durasi 1 minggu, bahkan akun ini mampu mencapai followers diatas 1000, meruapakan pencapaian yang menarik untuk di apresiasi. Bila ingin mengunjungi akun Tiktok ini dapat klik @ngadas.bromo dan akun Instagram pada @ngadas.bromo, tentunya menjadi referensi apik untuk berkunjung di waktu waktu mendatang.
Salah satu pendamping dari Tim PKM Polinema mencontohkan ekspresi wisatawan yang sedang mencoba Caping untuk Foto. (foto by Aryasuta).
Upaya pendampingan ini tentunya perlu kelanjutan aktivitas – aktivitas berikutnya, seperti penguatan produk ekonomi kreatif yang unik, berkualitas, memenuhi standar pasar dan wisatawan, dan destinasi dari desa wisata yang paling memungkinkan untuk berkembang dan siap disajikan kepada wisata. Harapannya, Ngadas menjadi desa wisata adat yang berdaya dan diminati pengunjung. Semoga.
(Tim PKM Polinema Tahun 2024, Ketua Aang Afandi)