Malang, [30 Juli 2024] – Kabar gembira datang dari sivitas akademika Politeknik Negeri Malang (Polinema) Jurusan Akuntansi. Salah satu mahasiswa berbakatnya, Satria dari Program Studi D4 Keuangan , berhasil meraih medali emas dalam Tokyo International Choir Competition. Prestasi membanggakan ini tentunya menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa Polinema dan juga masyarakat luas.

Satria Tamareska Putra, mahasiswa Jurusan Akuntansi yang tergabung dalam Gracioso Sonora Choir berhasil mengungguli ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi dalam kompetisi Tokyo International Choir Competition. Kompetisi yang digelar di Tokyo pada Tanggal 25-28 Juli 2024 ini merupakan ajang bergengsi yang diikuti oleh para mahasiswa berprestasi dari seluruh Indonesia. Dalam kompetisi tersebut, Satria berhasil menunjukkan kemampuannya yang luar biasa di bidang Paduan Suara. Dengan inovasi dan kreativitas yang dimilikinya, Satria berhasil memukau dewan juri dan meraih predikat sebagai juara pertama.

Profil Singkat Satria

Satria Tamareska Putra merupakan sosok mahasiswa yang aktif dan memiliki semangat juang yang tinggi. Selain aktif dalam kegiatan akademik, ia juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan di Polinema. Sesuai dengan hobinya Menyanyi, ia menyalurkan bakat dengan hobinya kemudian ia memiliki Motivasi untuk menambah pengalaman dalam berkompetisi serta untuk mencari sesuatu hal yang baru.

Prestasi Satria Menjadi Inspirasi

Prestasi yang diraih Satria tentu menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa Polinema. Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa Polinema memiliki potensi yang sangat besar untuk meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional.

Prestasi Satria juga menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, semangat pantang menyerah, dan dukungan dari lingkungan sekitar, semua mimpi dapat terwujud. Prestasi ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa Polinema lainnya untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama almamater.

Pesan dari Satria

Dalam kesempatan ini, Satria menyampaikan pesan kepada seluruh mahasiswa Polinema. “ jika kalian memiliki hobi jangan dipendam sendiri tapi disalurkan baik itu dari media sosial atau melalui kompetisi yang diikuti baik dari tingkat local, nasional, maupun Internasional. Saya sangat bersyukur atas prestasi yang saya raih ini mendapatkan Gold medal pada Ajang ini. Prestasi ini tidak lepas dari dukungan keluarga, dosen, teman-teman, dan seluruh civitas akademika Polinema. Saya berharap prestasi ini dapat menginspirasi teman-teman semua untuk terus berjuang dan meraih mimpi,” ujar Satria.

Dukungan dari Polinema

Pihak Polinema menyambut gembira prestasi yang diraih oleh Satria. Kepala Jurusan Akuntansi, [Dr. Nurafni Eltivia, SE., MSA., AK., CA], menyampaikan ucapan selamat kepada Satria atas prestasi gemilangnya. “Prestasi Satria ini merupakan kebanggaan bagi kita semua. Kami berharap prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa Polinema lainnya untuk terus berprestasi,” ujar Kepala Jurusan Akuntansi.

Pihak Polinema juga berkomitmen untuk terus mendukung mahasiswa berprestasi seperti Satria.

Link web : https://polinema.ac.id

#PolinemaHebat #PrestasiMahasiswa #SatriaJuara #akuntansipolinema #goldmedal #prestasimahasiswa #akuntansieksis #polinemajos

By : Ivan Dendy & Rismawakti Oktavia

Tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang mengadakan pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi kepada ibu-ibu PKK di Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Pelatihan ini diadakan tepatnya pada hari Rabu, 03 Juli 2024.

Tim yang diketuai oleh Elvyra Handayani Soedarso, S.E., M.SA dan beranggotakan Putri Ayu Berlianingtyas, SST., M.Sc; Ima Kristanti, SST., M.Sc; Drs. Basuki Rachmat, MM; Widi Dwi Ernawati, S.E., Ak., M.SA; Yusna, S.E., M.Si., Ak., CA serta Rizka Nuraini selaku mahasiswa D-IV Akuntansi Manajemen dibantu oleh Faradiba Nurjannah Faatin, Merry Hanif Rahma, Farah Ayu Mufida yang turut terlibat dalam pelatihan ini menganggap bahwa pemanfaatan limbah minyak jelantah ini merupakan solusi tepat guna yang dapat dilakukan secara kontinyu dalam upaya mewujudkan kelestarian lingkungan dan menghasilkan produk yang bernilai.

Pelatihan ini dilakukan melalui pemaparan materi, demonstrasi dan diskusi interaktif, dimana anggota tim menjelaskan mengenai pengertian dan perbedaan antara minyak goreng dan minyak jelantah, jenis-jenis minyak, pengaruh konsumsi lemak berlebih yang ada di minyak jelantah, bahaya minyak jelantah pada lingkungan dan kesehatan, alternatif pengolahan minyak jelantah, cara pembuatan hingga pendampingan dan bimbingan dalam proses pembuatan secara langsung kepada peserta.

   

Putri Ayu Berlianingtyas, salah satu dosen anggota tim PPM menyampaikan, “Nantinya lilin ini tidak hanya dimanfaatkan untuk penerangan saat terjadi pemadaman listrik, tapi dapat juga digunakan untuk penghias di meja makan atau bahkan menjadi peluang usaha rumah tangga untuk mendukung perekonomian Desa Pulotondo.”

Setelah sesi demonstrasi, sesi diskusi juga dilakukan dengan penuh antusias oleh para peserta. Salah satu topik yang diangkat saat sesi diskusi adalah bagaimana nantinya sistem pengumpulan minyak jelantah untuk dapat diproduksi secara berkelanjutan. Ibu Badriyah selaku Ibu Kepala Desa menyampaikan, “Kami bisa memanfaatkan bank sampah sebagai media pengumpulan minyak jelantah atau dapat juga pengumpulan secara kolektif melalui masing-masing RW di desa ini.”

Selain sistem pengumpulan minyak jelantah, cara pemasaran produk ini juga memerlukan perhatian khusus apabila nantinya produksi sudah cukup signifikan. “Nanti proses pemasarannya itu bisa melalui grup-grup warga seperti grup senam atau melalui story WhatsApp, atau bisa juga melalui sosmed lain seperti Facebook.” usul Ibu Siska, salah satu Warga Desa Pulotondo.

Antusiasme para peserta menjadi salah satu respon positif untuk memulai inovasi ini sebagai salah satu solusi untuk kelestarian lingkungan dan juga salah satu potensi untuk mengembangkan BUMDes setempat. Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), sinergi antara dosen dan mahasiswa memberikan contoh nyata tentang bagaimana pendidikan dan kreativitas dapat menjadi pendorong perubahan positif dalam masyarakat. Melalui pendekatan edukasi dan partisipatif, mereka berharap inisiatif ini dapat berdampak jangka panjang dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah dan kesehatan lingkungan, serta memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa yang berkelanjutan.