INOVASI BISNIS FLORIKULTURA BERBASIS CSR – MENGATASI TANTANGAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN DINOYO

By Rosy Zandra

Kelurahan Dinoyo – Aula Kantor Kelurahan Dinoyo menjadi saksi pentingnya upaya pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan tanggal 31 Juli 2024 ini. Kegiatan bertajuk “Corporate Social Responsibility dalam Bisnis Florikultura: Sosialisasi, Upaya Peningkatan Ekonomi, dan Estetika” ini dihadiri oleh 15 anggota PKK setempat dan difokuskan pada penerapan prinsip CSR (Corporate Social Responsibility) dalam bisnis florikultura, dengan penekanan pada pembuatan buket bunga yang ramah lingkungan.

Pemberdayaan melalui CSR bukan hanya sebuah konsep, tetapi merupakan kebutuhan mendesak untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat kita. Dalam konteks Kelurahan Dinoyo, tantangan ekonomi yang kurang mendukung dan vakumnya kegiatan PKK akibat pergantian perangkat kelurahan menciptakan situasi yang memerlukan inovasi. Kegiatan ini hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut, sekaligus mengatasi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh tren pemberian buket bunga.

Paparan Materi dan Pelatihan Praktis

Acara dimulai dengan paparan materi mengenai CSR oleh tim pengabdian. Paparan ini mencakup penjelasan tentang konsep CSR, manfaatnya bagi bisnis, serta bagaimana penerapannya dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Materi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anggota PKK mengenai tanggung jawab sosial dalam bisnis mereka.

Selanjutnya, peserta diberikan pelatihan praktis dalam pembuatan buket bunga dengan ide pengemasan yang ramah lingkungan. Fokus pada penggunaan bahan-bahan yang tidak menambah sampah plastik sekaligus memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi menjadi inovasi yang sangat relevan. Peserta dilatih untuk menciptakan buket bunga yang tidak hanya menarik secara estetika tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Hasil dan Harapan

Kegiatan ini diharapkan memberikan dampak positif bagi anggota PKK dan masyarakat umum di Kelurahan Dinoyo. Dengan memahami dan menerapkan prinsip CSR, bisnis florikultura yang dijalankan oleh anggota PKK tidak hanya diharapkan meningkat dari segi pendapatan, tetapi juga dari sisi keberlanjutan lingkungan. Selain itu, pelatihan ini dapat membantu menghidupkan kembali kegiatan PKK yang sempat vakum, memberikan peluang tambahan bagi anggota PKK untuk meningkatkan pendapatan melalui bisnis yang lebih berkelanjutan.

Pihak penyelenggara berharap bahwa melalui sosialisasi dan pelatihan ini, masyarakat Kelurahan Dinoyo dapat lebih memahami dan menerapkan prinsip CSR dalam bisnis mereka, sehingga tidak hanya memperbaiki kesejahteraan ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan peningkatan estetika lokal.

 

 

Tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang mengadakan Pelatihan Bisnis Menggunakan Board Game Do It Start A Business Untuk Meningkatkan Kemampuan Usaha Remaja Masjid Jami’ Al-Isti’dad Kelurahan Merjosari Kec. Lowokwaru Malang. Pelatihan ini diadakan pada hari Minggu, 09 Juni 2024

 

Tim yang diketuai oleh Prof. Dr. Dra. Anik Kusmintarti, MM dan beranggotakan Nur Indah Riwajanti, SE, M.Comm., Ph.D.; Drs. Sutrisno, M.Si; Bakhrudin, SE., ME; Novi Nugrahani, SE., M.Ak, CA; Dr. Drs. Ludfi Djajanto, MBA. Juga beberapa mahasiswa D-III Akuntansi, D-IV Akuntansi Manajemen, dan D-IV Keuangan, Saila Izza Syarifah, Hilda Tri Rachmawati, Rismawati Oktavia Putri Zyasmin, Syukriyatul Aini, Choirun Nisa Azizatul turut terlibat dalam pelatihan Board game DO IT Start A Business untuk meningkatkan pemahaman bisnis melalui simulasi bisnis menggunakan media Boardgame, sekaligus mengimplementasikan strategi dlam mengelola bisnis bagi Remaja Masjid Jami’ Al-Isti’dad Kelurahan Merjosari Kec. Lowokwaru Malang.

Pelaksanaan Pengabdian pada Masyarakat diawali dengan pembukaan oleh ketua tim, Prof. Dr. Dra, Anik Kusmintarti, MM. Dalam pembukaan diperkenalkan tim pengabdian pada masyarakat, selanjutnya menjelaskan tentang Board Game Do It Start a Business dan menyampaikan tujuan dilaksanakan pelatihan.

Board Game Do It Start A Business merupakan media pembelajaran bisnis melalui simulasi. Board game ini dimainkan secara berkelompok, dan dapat mengarahkan pemain bermain secara kompetitif, kooperatif, dan kolaboratif. Selesai bermain board game, pemain diharapkan mampu memahami bagaimana mengelola bisnis; dapat memahami karakter wirausaha yang melekat pada diri mereka, dan dapat mengetahui bakat kewirausahaan mereka.

Kegiatan selanjutnya adalah simulasi Board Game Do It Start A Business. Peserta pelatihan sejumlah 18 orang, dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok dipandu oleh game master. Permainan dijalankan selama 4 ronde.

Setelah selesai simulasi board game, dilanjutkan dengan Focus Group Discussion tentang manfaat apa yang dirasakan oleh peserta setelah bermain board game. Hasil  diskusi peserta menyampaikan:

  1. Sangat senang bermain board game Do It Start a Business, karena dapat berlatih strategi bisnis selama bermain.
  2. Karakter yang melekat pada individu mempengaruhi pola pengelolaan bisnis.
  3. Perbedaan tim laki-laki dan perempuan dalam berbisnis, tim perempuan cenderung lama dalam hal mengambil keputusan.
  4. Dalam berbisnis perempuan lebih hati-hati dalam mengelola bisnis, mereka cenderung takut hutang. Hal ini menyebabkan perkembangan bisnis relatif lambat.

Peserta berharap lebih lanjut ada pengembangan board game Do It Start a Business berbasis digital agar dapat menjangkau pengguna lebih luas.

Tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang mengadakan pelatihan penyusunan laporan keuangan menggunakan ABSS kepada guru akuntansi di SMK NMC. Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 10-11 Agustus 2024 bertempat di Gedung AD, Jurusan Akuntansi, Polinema. Setiap guru diberikan handout berupa kasus Perusahaan manufaktur sederhana dan buku panduan pengoperasian ABSS.

Tim yang diketuai oleh Zainal Abdul Haris, S.E., M.Si dan beranggotakan Vuvut Selviana, S.Pd., M.Pd; Dr. Kartika Dewi Sri Susilowati S.E., M.BA; Putri Ayu Berlianingtyas, SST., M.Sc; Ima Kristanti, SST., M.Sc; serta Dr. Kristina Widjajanti S.Si., M.Pd, sepakat bahwa pelatihan penyusunan laporan keuangan menggunakan ABSS merupakan upaya yang tepat dalam peningkatan kemampuan guru-guru vokasi dalam pemanfaatan teknologi pada akuntansi. Metode belajar yang dipilih dalam pelatihan kali ini adalah studi kasus yang disusun oleh Tim PKM. Seperti diketahu bahwa pembelajaran berbasis studi kasus merupakan pendekatan yang efektif untuk menggabungkan teori dengan praktik, sekaligus mengembangkan berbagai keterampilan penting yang diperlukan dalam dunia nyata. Sehingga besar harapan dari Tim PKM, pelatihan dapat langsung dimanfaatkan oleh bapak ibu guru dalam melakukan pembelajaran ke siswanya.

Pelatihan dilakukan selama 2 hari, tepatnya pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024 dan Minggu, 11 Agustus 2024. Pada hari pertama, pelatihan dimulai dengan instalasi aplikasi ABSS pada komputer yang digunakan dan ilanjutkan dengan pengenalan fitur-fitur yang ada pada ABSS, dan pembuatan akun-akun akuntansi yang dipandu langsung oleh Ketua Tim PKM, Bapak Zainal Abdul Haris, S.E., M.Si. Impor daftar akun dipandu oleh Ibu Ima Kristanti dan pembuatan card file untuk data customer, employee dan supplier dipandu oleh Ibu Putri Ayu. B serta data inventory dilanjutkan oleh Bapak Zainal Abdul Haris. Pada hari kedua pelaksanaan pelatihan, peserta pelatihan melanjutkan pembuatan data inventory untuk manufaktur, menginput saldo awal pada akun real, saldo awal pembantu piutang dan utang. Proses pembuatan relatif cepat dilakukan oleh peserta pelatihan. Kemudian dilanjutkan dengan mencoba memasukkan beberapa transaksi keuangan dan Laporan keuangan yang dapat dibuat secara otomatis menggunakan ABSS. Selama proses pelatihan para peserta terlihat sangat antusias, seperti yang dikatakan oleh salah satu peserta, Ibu Nabila yang merupakan pengajar komputer akuntansi, “Sangat bermanfaat sekali pelatihan seperti ini untuk kami, karena nantinya bisa langsung kita ajarakan ke siswa-siswi apa yang kami dapat selama pelatihan, semoga kedepannya ada lanjutkan pelatihan semacam ini”.

Antusiasme para peserta menjadi salah satu respon positif untuk memulai inovasi ini sebagai salah satu upaya pemberdayaan guru SMK ataupun kelompok masyarakat yang lain. Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini, menjadi contoh nyata tentang bagaimana pendidikan dan kreativitas dapat menjadi pendorong perubahan positif dalam masyarakat. Melalui pendekatan edukasi dan partisipatif, mereka berharap inisiatif ini dapat berdampak jangka panjang dalam meningkatkan kompetensi dari guru-guru vokasi pada khususnya, dan kelompok masyarakat pada umumnya.

Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang mengadakan pelatihan budidaya maggot untuk pengolahan sampah kepada warga desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Pelatihan ini diadakan di kantor desa Pulotondo pada hari Rabu, 3 Juli 2024.

Desa Pulotondo merupakan desa di kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, yang memiliki kesulitan dalam pengelolaan sampahnya. Sampah yang menumpuk sehari-harinya dibakar ataupun dibuang ke sungai sehingga menimbulkan polusi. Selain itu tumpukan sampah yang ada menimbulkan berbagai penyakit serta mengakibatkan kerusakan infrastruktur di desa tersebut.

Tim pengabdian masyarakat dari jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang melaksanakan kegiatan pelatihan pengolahan sampah untuk memberikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh desa Pulotondo. Tim pengabdian diketuai oleh Padma Adriana Sari, dengan melibatkan 5 dosen anggota di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang yaitu Sumiadji, Dyah Metha Nurfitriasih, Diana Nurindrasari, Anna Isrowiyah, dan Suryan Widati. Selain itu, beberapa mahasiswa jurusan Akuntansi juga terlibat aktif dalam kegiatan pengabdian ini.

Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai kondisi sampah yang ada di desa Pulotondo, bahaya yang ditimbilkan dari pengolahan sampah yang tidak benar, serta pengolahan sampah melalui budidaya maggot. Selain itu dijelaskan juga mengenai manfaat maggot yaitu sebagai pakan ternak yang memiliki nilai jual tinggi sehingga dapat meingkatkan pendapatan masyarakat desa Pulotondo.

Peserta Menyimak Pemaparan Narasumber Mengenai Pengolahan Sampah

Narasumber pelatihan yaitu Insan Amuda, Pengendali Dampak Lingkungan Hidup Ahli Pertama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, menyampaikan bahwa hasil dari maggot yang sudah dipanen dapat berupa maggot basah maupun maggot kering. Kedua produk tersebut digunakan sebagai pakan ikan maupun ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga ikan maupun ternak dapat memiliki produktivitas yang lebih baik.

Maggot Kering dan Maggot Basah yang Digunakan sebagai Pakan Ternak

Setelah dilakukan penjelasan materi, diadakan sesi diskusi dengan peserta mengenai tahapan penerapan pengolahan sampah dengan budidaya maggot. Peserta bertanya mengenai langkah awal untuk membiasakan masyarakat bersedia dengan sukarela untuk memilah sampahnya sehingga dapat melakukan pengolahan sampah dengan budidaya maggot secara berkesinambungan. Salah satu peserta, Muhammad Rifai menyampaikan bahwa adanya budidaya maggot dapat menjadi solusi dari adanya masalah penumpukan sampah yang dihadapi oleh desa Pulotondo selama ini.

Foto Bersama Tim Pengabdian dan Peserta Warga Desa Pulotondo

Sebagai penutup pada kegiatan pengabdian, Padma Adriana Sari, sebagai perwakilan tim pengabdian menyampaikan, “Kami dari tim pengabdian Polinema berharap bahwa kegiatan pelatihan ini dapat memberikan hasil yang positif bagi warga desa Pulotondo. Maggot dapat merubah sampah organik menjadi bermanfaat, dan menjadi solusi untuk pengelolaan sampah organik. Hasil dari maggot BSF dapat dimanfaatkan sebagai produk pakan yang dijual oleh masyarakat desa sehingga akan menambah pendapatan desa. Oleh karena itu, diharapkan dengan pengelolaan sampah melalui budidaya maggot BSF dapat menghasilkan keuntungan lingkungan dan ekonomi bagi Masyarakat Desa Pulotondo “. Berdasarkan hasil pelatihan ini, Desa Pulotondo berupaya untuk memilah dan mengolah sampahnya dengan lebih baik sehingga dapat menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.

Ngunut, Tulungagung. Sertifikasi halal MUI telah menjadi elemen penting dalam memastikan kehalalan produk yang beredar di Indonesia. Sertifikasi ini tidak hanya menjamin bahwa produk memenuhi standar kehalalan, tetapi juga meningkatkan daya tarik dan potensi produk di pasar. Namun, tidak semua produk, khususnya yang dikelola oleh BUMDes, telah mendapatkan sertifikasi halal MUI. Menyadari pentingnya hal ini, tim PKM Polinema yang diketuai oleh Ibu Diana Nurindrasari menggelar kegiatan pendampingan dan edukasi untuk membantu BUMDes di Desa Pulotondo memahami dan mengajukan sertifikasi halal MUI.

Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Juli 2024, di aula balai desa Pulotondo, yang dihadiri oleh sebelas warga setempat. Mayoritas peserta adalah pemilik usaha catering dan produsen makanan. Kegiatan dibuka oleh Kepala Desa Pulotondo, yang memberikan sambutan hangat dan menekankan betapa pentingnya sertifikasi halal bagi produk makanan. “Sertifikasi halal bukan hanya untuk memenuhi kewajiban agama, tetapi juga untuk memberikan rasa aman bagi konsumen. Dengan sertifikasi ini, masyarakat tidak perlu khawatir tentang kehalalan makanan yang mereka konsumsi,” ujarnya, menegaskan relevansi topik pelatihan tersebut.

Peserta mendengarkan penyampaian materi dari narasumber secara online.

Sebagai narasumber, Ibu Dini Elmiyati Hasanah, seorang ahli pendampingan proses sertifikasi halal MUI, memberikan materi dengan sangat jelas. Beliau menjelaskan bahwa sertifikasi halal bertujuan untuk memastikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan produk bagi konsumen. “Proses sertifikasi halal tidak sesulit yang dibayangkan banyak orang. Saat ini, masyarakat sudah bisa melakukan pengajuan sertifikasi halal secara mandiri melalui aplikasi Sistem Informasi Halal (SIHALAL). Ini memungkinkan pelaku usaha untuk mengurus sertifikasi dengan lebih mudah dan efisien,” jelas Ibu Dini dalam sesi materinya.

Gagasan untuk mengadakan pelatihan ini berawal dari diskusi mendalam dengan Kepala Desa Pulotondo. Desa Pulotondo memiliki lokasi strategis dan juga memiliki BUMDes yang berperan penting dalam perekonomian desa, terutama melalui bisnis penjualan gas LPG. Namun, BUMDes menghadapi berbagai kendala dalam hal pemberdayaan dan pengembangan produk, termasuk dalam memperoleh sertifikasi halal. Menyadari kebutuhan ini, tim PKM Polinema menyusun program pelatihan untuk membantu meningkatkan kualitas produk BUMDes melalui sertifikasi halal MUI, yang diharapkan dapat memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan.

Ibu Sri Anik, salah satu peserta pelatihan yang juga merupakan pemilik usaha catering, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kegiatan ini. “Sebelumnya, saya berpikir bahwa mengajukan sertifikasi halal itu rumit dan memerlukan banyak proses. Namun, setelah pelatihan ini, saya menyadari bahwa prosesnya sebenarnya tidak terlalu sulit dan bisa dilakukan secara mandiri. Saya juga baru tahu bahwa setiap varian produk memerlukan pengajuan yang terpisah. Semoga dengan pengetahuan ini, usaha kami bisa berkembang lebih baik,” ujarnya, menekankan manfaat praktis dari pelatihan tersebut.

Kepala BUMDes Desa Pulotondo juga memberikan pendapat positif mengenai kegiatan ini. “Pelatihan ini sangat bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi kami. Dengan adanya edukasi dan pendampingan tentang sertifikasi halal, kami berharap lebih banyak pelaku usaha mikro dan kecil, terutama yang berada di bawah naungan BUMDes, dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Ini adalah langkah awal yang baik untuk mendorong kemandirian desa dan memperkuat ekonomi lokal,” katanya, menggarisbawahi dampak positif yang diharapkan dari kegiatan tersebut.

Tim PKM berfoto bersama peserta setelah kegiatan edukasi selesai.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi awal dari upaya yang lebih besar untuk memperluas pengetahuan dan kemampuan pelaku usaha di Desa Pulotondo dalam menghadapi tantangan pasar dan memenuhi standar kualitas yang diperlukan. Dengan dukungan dan pelatihan yang diberikan, diharapkan BUMDes dan para pelaku usaha di desa tersebut dapat memanfaatkan sertifikasi halal MUI untuk mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi desa secara keseluruhan.

Malang, Jawa Timur. Kemasan produk sering kali dianggap sebagai elemen yang sepele dalam proses bisnis. Namun, kenyataannya, kemasan memainkan peran krusial dalam melindungi produk, mempertahankan kualitas, dan menarik perhatian konsumen. Menyadari pentingnya aspek ini, Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) dari Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang (Polinema) baru-baru ini melaksanakan sebuah inisiatif edukasi untuk memberdayakan pelaku usaha UMKM, khususnya di bidang industri pangan rumahan, di Desa Tulusbesar Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.

Kemasan produk yang efektif tidak hanya berfungsi sebagai pelindung barang dari kerusakan selama proses distribusi tetapi juga sebagai alat promosi yang dapat meningkatkan daya tarik dan nilai jual produk. Bagi UMKM, terutama yang bergerak di sektor pangan seperti keripik, madu, bakso, kue basah, donat, jamu, dan mie, kemasan yang baik bisa menjadi pembeda yang signifikan dalam pasar yang kompetitif. Kesadaran akan pentingnya kemasan inilah yang mendorong tim PPM Polinema untuk melakukan program edukasi ini.

Peserta antusias saat sesi penyampaian materi dan diskusi dengan narasumber.

Kegiatan edukasi yang berlangsung pada Kamis, 11 Juli 2024, di kantor Desa Tulusbesar ini dihadiri oleh sepuluh pelaku usaha lokal yang menyadari pentingnya mengoptimalkan kemasan produk mereka. Acara ini dibuka oleh Kepala Desa Tulusbesar, Bapak Sirat Yudin, yang menyampaikan sambutan hangat dan penuh harapan. “Kami memiliki produk makanan yang tidak kalah dengan produk lain di pasar dari segi cita rasa. Namun, kemasan yang kurang menarik seringkali menghalangi produk kami untuk bersaing. Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap para pelaku usaha di desa kami bisa memanfaatkan pengetahuan baru untuk mengembangkan kemasan yang lebih menarik dan fungsional, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan penjualan produk kami,” ungkap Bapak Sirat Yudin.

Pelatihan ini dipimpin oleh Bapak Galuh Kartiko dan didampingi oleh tim dosen dari Polinema yang terdiri dari Bapak Ilham Saiful Fauzi, Ibu Padma Adriana Sari, Bapak Aditya Arisudhana, dan Ibu Dyah Metha Nurfitriasih, bersama dengan dua mahasiswa. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai berbagai aspek kemasan, dari fungsi dasar hingga desain yang dapat menarik perhatian konsumen. Sesi pelatihan dimulai dengan penjelasan teori mengenai kemasan, termasuk fungsi-fungsi utamanya, seperti perlindungan produk, kemudahan distribusi, dan peran pentingnya dalam promosi. Para peserta kemudian diajak untuk menentukan kemasan yang cocok untuk produk mereka, sehingga tidak hanya melindungi tetapi juga menambah nilai estetik, fungsional, dan daya jualnya.

Bapak Aditya Arisudhana, selaku narasumber dalam pelatihan ini, menjelaskan, “Kemasan bukan hanya tentang membungkus produk. Ia berfungsi untuk mempertahankan kualitas produk, memudahkan transportasi, meningkatkan citra produk, menambah daya tarik visual, dan juga berfungsi sebagai alat promosi. Kemasan yang efektif akan membuat produk lebih menonjol dan menarik bagi konsumen.”

Selain itu, keberhasilan kegiatan ini juga tak terlepas dari pengalaman positif yang diperoleh selama pameran Dies Natalis Polinema. Pada acara tersebut, produk makanan dari Desa Tulusbesar, meskipun memiliki cita rasa yang enak, mengalami kesulitan dalam menarik minat pembeli karena kemasan yang seadanya. “Saat pameran Dies Natalis Polinema, produk kami terjual habis, tetapi itu lebih karena kualitas rasa daripada kemasan. Kami melihat bagaimana produk dengan kemasan menarik lebih cepat laku,” kata Bapak Sirat Yudin, menggarisbawahi pentingnya perbaikan kemasan untuk bersaing di pasar.

 

Peserta dan tim PPM berfoto bersama setelah kegiatan edukasi selesai dilaksanakan.

Program edukasi ini merupakan hasil dari koordinasi yang mendalam antara Tim PPM Polinema dan perangkat desa. Observasi dan wawancara dilakukan untuk memahami kebutuhan serta tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha UMKM di Desa Tulusbesar. Dengan informasi tersebut, program edukasi ini disesuaikan untuk memberikan solusi yang relevan dan praktis. Melalui kegiatan ini, diharapkan para pelaku usaha UMKM di Desa Tulusbesar tidak hanya dapat memproduksi kemasan yang melindungi produk mereka tetapi juga dapat menciptakan kemasan yang menarik dan memiliki nilai tambah. Dengan pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh, mereka diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk mereka di pasar lokal dan regional.

Sebagai penutup, Ibu Padma Adriana Sari selaku perwakilan Tim PPM menegaskan pentingnya keberlanjutan dan inovasi dalam kemasan produk. “Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pelaku usaha UMKM di Desa Tulusbesar. Kemasan yang baik adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya melindungi produk tetapi juga meningkatkan peluang sukses di pasar. Semoga para pelaku usaha dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk terus berinovasi dan berkembang.” Dengan langkah ini, Desa Tulusbesar berkomitmen untuk membawa produk lokalnya ke level berikutnya, meningkatkan daya tarik pasar, dan memperkuat posisi UMKM di industri pangan yang semakin kompetitif.

Sampah rumah tangga seringkali menjadi masalah lingkungan yang sulit diatasi terutama di wilayah pedesaan. Sampah hanya dibuang tanpa ada pemilahan atau pemanfaatan lebih lanjut, bahkan tak jarang masyarakat yang masih membakar sampah tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi, yang tentunya dapat mengakibatkan penumpukan sampah dan pencemaran lingkungan baik tanah, air, maupun udara. Desa Pulotondo, yang berada di Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, merupakan salah satu contoh dari desa yang tidak terlepas dari permasalahan tersebut. Populasi yang terus bertambah disertai dengan peningkatan volume sampah yang tidak sebanding dengan pengelolaannya.

Bertempat di Kantor Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, pada Rabu, 03 Juli 2024 telah diselenggarakan pelatihan ataupun sosialisasi mengenai pemanfaatan sampah rumah tangga melalui bank sampah, TPST 3R, serta pengelolaan keuangannya. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) yang diinisiasi oleh tim PPM dari Politeknik Negeri Malang Jurusan Akuntansi yang diketuai oleh Retno Widiastuti dengan anggota Dharmawan Iqbal Akbar, Farisa Nur Maula, Annisa Fatimah, Anna Isrowiyah, Zainal Abdul Haris dan dibantu dengan beberapa mahasiswa Polinema. Pelatihan ini dihadiri 11 partisipan yang berasal dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Ibu-ibu PKK dan anggota BUMDes, dengan narasumber Bapak Insan Amuda selaku pakar pada Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang.

Peserta antusias dalam menerima materi yang disampaikan oleh Insan Amuda selaku ahli pengendali dampak Lingkungan

Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang tergerak untuk mengembangkan sebuah program yang tidak hanya membantu dalam pengelolaan sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat Desa Pulotondo. Mengingat mayoritas penduduk Desa Pulotondo masih menggantungkan perekonomiannya pada sektor pertanian dan pekerjaan informal, yang seringkali ingin menambah penghasilan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah rumah tangga melalui pendirian bank sampah maupun TPST 3R dan pengelolaan keuangan yang tepat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat desa serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat dengan pengelolaan sampah yang baik.

Bank sampah merupakan suatu konsep pengumpulan sampah kering yang sudah dipilah dan juga merupakan salah satu strategi penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaannya. Warga dapat menyetor/menabung sampah kering yang sudah dipilah ke bank sampah, sampah yang ditabung akan ditimbang kemudian dihargai dengan sejumlah uang sesuai dengan berat dan jenis sampah tersebut. Layaknya bank-bank pada umumnya, para nasabah, yaitu sebutan bagi warga yang menabung juga mendapatkan buku tabungan, hanya saja yang membedakan ialah yang ditabung bukanlah uang melainkan sampah. Hasil dari pengumpulan sampah oleh warga tersebut akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke pengepul sampah.

Selain bank sampah, TPST 3R juga merupakan salah satu solusi efektif untuk menangani masalah sampah secara berkelanjutan dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Bentuk kegiatannya adalah pengelolaan sampah yang dilaksanakan sejak dari rumah tangga hingga ke tempat pengolahan sampah terpadu dalam suatu lahan atau tempat yang telah disediakan oleh Pemerintah. Melalui TPST 3R, sampah organik yang dihasilkan dari rumah tangga dapat diolah menjadi kompos yang berguna bagi pertanian dan penghijauan desa, sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang di bank sampah dapat dikelola lebih lanjut atau dijual ke pihak ketiga. Dalam pelaksanaan tugasnya, seluruh biaya pengelolaannya bersumber dari hasil swadaya masyarakat desa dan bantuan dari pihak lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Peserta Selesai Menerima Materi Pelatihan Bank Sampah & TPS3R & Beserta Pengelolaan Keuangannya

Melalui sosialisasi dan pendampingan, para peserta diberikan pemahaman mengenai apa itu bank sampah dan TPST 3R, diajarkan cara memilah sampah rumah tangga sesuai jenisnya, serta bagaimana sampah yang biasanya dipandang sebagai hal yang merugikan dapat memiliki nilai ekonomis dan bisa dimanfaatkan dengan adanya bank sampah. Selain aspek teknis, pelatihan ini juga menekankan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik dengan mencontohkan pengelolaan keuangan TPST 3R dari suatu desa.

Dalam kesempatan ini, Bapak Insan Amuda, narasumber dari pelatihan ini menyampaikan bahwa “Setiap penghasil sampah wajib menyelesaikan permasalahan sampahnya sendiri, hal ini sebagai bukti tanggung jawab kita terhadap sampah yang kita hasilkan.” tuturnya. Dengan mengimplementasikan program ini, Desa Pulotondo diharapkan dapat meraih beberapa manfaat baik bagi masyarakat maupun lingkungan, seperti mengurangi jumlah sampah yang dibuang sembarangan, membuat lingkungan lebih bersih sehingga mencegah terjadinya pencemaran, membuat sampah menjadi barang bernilai ekonomis, menambah penghasilan masyarakat dari hasil pemanfaatan sampah, dan dapat membuka peluang ekonomi bagi masyarakat seperti membuka lapangan pekerjaan dalam pengelolaan sampah terutama untuk Ibu-ibu rumah tangga. Selain beberapa manfaat tersebut, berpartisipasi dalam bank sampah atau TPST 3R dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai lingkungan yang sehat dan menciptakan rasa kebersamaan serta kepedulian di antara warga, sehingga memperkuat ikatan sosial.

Malang, Jawa Timur – Politeknik Negeri Malang kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan ekonomi desa melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Kali ini, kegiatan PKM difokuskan pada pemasaran unit usaha catering milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pulotondo. Pengabdian ini dipimpin oleh Widi Dwi Ernawati, SE., MSA., Ak., CA., dan melibatkan 5 dosen lainnya dari Politeknik Negeri Malang Jurusan Akuntansi. Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah mahasiswa yang turut berperan aktif dalam kegiatan tersebut.

Pemateri memberikan pelatihan kepada peserta

Tim Pengelola BUMDes Desa Pulotondo yang menjalankan usaha catering sebagai salah satu sektor usaha utama. Usaha catering ini menyediakan layanan untuk berbagai acara seperti pernikahan, syukuran, dan acara lainnya dengan menu seperti nasi tumpeng, masakan jawa, dan berbagai hidangan lainnya. Meskipun memiliki potensi yang besar, usaha ini belum memanfaatkan strategi pemasaran digital dengan baik, dikarenakan tim pengelola BUMDes belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai penggunaan platform digital WhatsApp Business, Instagram, dan Tiktok Shop untuk memasarkan produk mereka. Akibatnya, jangkauan pasar terbatas dan hanya mencakup daerah sekitar desa. Usaha catering juga belum memiliki identitas merek yang kuat. Hal ini membuatnya sulit untuk bersaing dengan usaha catering lain yang lebih dikenal, terutama dalam menarik pelanggan dari luar desa.

Dalam kegiatan ini, tim dari Politeknik Negeri Malang memberikan pelatihan mencakup strategi branding desa dan BUMDes, serta pemasaran melalui platform digital seperti WhatsApp Business, Instagram, dan Tiktok Shop. Pertama tim memberikan pelatihan bagaimana membuat identitas merek yang kuat dari logo dan maknanya menggunakan aplikasi canva. Untuk memudahkan peserta memahami pentingnya branding dan pemasaran melalui platform digital, tim menunjukkan contoh dari video pemasaran yang ada di Instagram dan Tiktok serta bagaimana menggunakan aplikasi tersebut. Tim juga menjelaskan bagaimana cara penggunaan WhatsApp Business untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas tidak terbatas hanya mencakup daerah sekitar desa.

Pelatihan telah selesai dilakukan dengan antusiasme yang tinggi dari peserta

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan BUMDes Desa Pulotondo dapat meningkatkan visibilitas dan jangkauan pasarnya, sehingga dapat mendongkrak penjualan produk catering. Selain itu, branding yang kuat juga diharapkan mampu menarik lebih banyak pelanggan dari luar desa, sehingga turut meningkatkan perekonomian desa secara keseluruhan. Peserta pelatihan juga mendapatkan pengetahuan baru tentang pemasaran digital yang dapat mereka aplikasikan untuk memajukan usaha mereka. Kegiatan PkM ini merupakan wujud nyata dari kontribusi Politeknik Negeri Malang dalam mendukung pengembangan ekonomi desa melalui pemanfaatan teknologi digital.

 

 

Malang, Jawa Timur – Sebagai bentuk nyata komitmen dari kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang tepatnya pada tanggal 03 Juli 2024 melakukan kegiatan pengabdian di Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Pengabdian ini delakukan bersama bapak-ibu dosen dan mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang. Adapun dalam keberangkatan ini, Tim PKM Akuntansi Polinema mengirimkan 4 tim dengan misi yang berbeda, salah satunya adalah terkait Design Struktur Organisasi dan Penysunan Laporan Keuangan BUMDes Pulotondo Mulyo. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan pengelola BUMDes dalam mengelola struktur manajerial dan tata kelola keuangan dalam menyusun laporan keuangan yang akuntabel.

  

Berdasarkan hasil identifikasi melalui wawancara secara langsung kepada pihak pengelola, BUMDes Pulotondo Mulyo dihadapkan pada beberapa kendala dalam penyusunan laporan keuangan internal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya 1) Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten di bidang akuntansi. Hal ini menyebabkan proses penyusunan laporan keuangan terhambat. 2) Kurangnya penanggung jawab pada setiap unit usaha BUMDes. Sehingga, tidak ada pihak yang bertanggung jawab atas pelaporan keuangan unit usahanya. 3) Belum adanya spesifikasi jobdesk yang jelas bagi setiap pengelola. Hal ini membuat pembagian tugas dalam penyusunan laporan keuangan tidak terarah. Akibatnya, BUMDes Pulotondo Mulyo belum menyelesaikan laporan keuangan tahun 2022-2023 yang akan diserahkan sebagai laporan pertanggungjawaban pada desa. Hal ini tentunya menghambat akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan BUMDes Pulotondo Mulyo.

Memahami permasalahan yang dihadapi BUMDes Pulotondo Mulyo, Tim PKM berusaha memberikan pemahaman terkait bagaimana menyusun laporan keuangan sesuai aturan akuntansi yang berlaku pada pengelola BUMDes Pulotondo Mulyo melalui presentasi. Presentasi ini didesain dengan cara yang menarik dan mudah dimengerti oleh para pengelola BUMDes Pulotondo Mulyo. Tim PKM Akuntansi Polinema menjelaskan secara detail tahapan penyusunan laporan keuangan dengan bahasa yang sederhana. Lebih lanjut, Tim PKM Akuntansi Polinema mempraktekkan penyusunan laporan keuangan secara langsung menggunakan template Excel dan proyektor. Praktik ini disertai dengan kasus-kasus transaksi terkait BUMDes, sehingga para pengelola dapat lebih memahami penerapannya secara praktis. Sebagai pelengkap, TIM PKM Akuntansi Polinema membuat buku panduan dan video edukasi terkait penyusunan laporan keuangan yang lengkap dan mudah dipahami. Harapannya, buku panduan dan video edukasi ini a kan menjadi panduan bagi para pengelola BUMDes dalam menyusun laporan keuangan.


Pihak pengelola BUMDes Pulotondo Mulyo sangat antusias dalam mengikuti edukasi ini, mereka merasa terbantu dengan materi dan cara penyampaian yang mudah dipahami, karena mereka menganggap hal ini sangat penting bagi keberlanjutan dan kualitas dari BUMDes Pulotondo Mulyo kedepannya. Manfaat dari pelatihan ini diharapkan dapat membantu BUMDes Pulotondo Mulyo dalam membuat laporan keuangan yang lebih akurat dan akuntabel. Laporan keuangan yang akuntabel akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BUMDes Pulotondo Mulyo. Dengan kepercayaan yang tinggi, BUMDes Pulotondo Mulyo dapat lebih mudah dalam mengembangkan usahanya dan memberikan manfaat bagi masyarakat desa.

Tidak hanya memberikan edukasi dan praktik, Tim PKM juga memberikan arahan dan strategi untuk membantu BUMDes Pulotondo Mulyo dalam menyelesaikan permasalahannya. Strategi tersebut antara lain 1) Dipilihnya penanggung jawab di setiap unit usaha. Hal ini akan membantu dalam pembagian tugas pelaporan keuangan yang lebih terarah. 2) Pembuatan jobdesk yang jelas bagi setiap pengelola. Sehingga, setiap pengelola mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dalam penyusunan laporan keuangan. 3) Pemberian pelatihan akuntansi secara berkala bagi pengelola BUMDes. Hal ini akan meningkatkan kompetensi pengelola dalam menyusun laporan keuangan.

Dengan adanya edukasi, strategi, dan media pendukung lain seperti buku panduan dan video edukasi yang telah diberikan, diharapkan BUMDes Pulotondo Mulyo dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangannya. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BUMDes dan mendorong partisipasi mereka dalam pengembangan BUMDes.

Tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang mengadakan pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi kepada ibu-ibu PKK di Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Pelatihan ini diadakan tepatnya pada hari Rabu, 03 Juli 2024.

Tim yang diketuai oleh Elvyra Handayani Soedarso, S.E., M.SA dan beranggotakan Putri Ayu Berlianingtyas, SST., M.Sc; Ima Kristanti, SST., M.Sc; Drs. Basuki Rachmat, MM; Widi Dwi Ernawati, S.E., Ak., M.SA; Yusna, S.E., M.Si., Ak., CA serta Rizka Nuraini selaku mahasiswa D-IV Akuntansi Manajemen dibantu oleh Faradiba Nurjannah Faatin, Merry Hanif Rahma, Farah Ayu Mufida yang turut terlibat dalam pelatihan ini menganggap bahwa pemanfaatan limbah minyak jelantah ini merupakan solusi tepat guna yang dapat dilakukan secara kontinyu dalam upaya mewujudkan kelestarian lingkungan dan menghasilkan produk yang bernilai.

Pelatihan ini dilakukan melalui pemaparan materi, demonstrasi dan diskusi interaktif, dimana anggota tim menjelaskan mengenai pengertian dan perbedaan antara minyak goreng dan minyak jelantah, jenis-jenis minyak, pengaruh konsumsi lemak berlebih yang ada di minyak jelantah, bahaya minyak jelantah pada lingkungan dan kesehatan, alternatif pengolahan minyak jelantah, cara pembuatan hingga pendampingan dan bimbingan dalam proses pembuatan secara langsung kepada peserta.

   

Putri Ayu Berlianingtyas, salah satu dosen anggota tim PPM menyampaikan, “Nantinya lilin ini tidak hanya dimanfaatkan untuk penerangan saat terjadi pemadaman listrik, tapi dapat juga digunakan untuk penghias di meja makan atau bahkan menjadi peluang usaha rumah tangga untuk mendukung perekonomian Desa Pulotondo.”

Setelah sesi demonstrasi, sesi diskusi juga dilakukan dengan penuh antusias oleh para peserta. Salah satu topik yang diangkat saat sesi diskusi adalah bagaimana nantinya sistem pengumpulan minyak jelantah untuk dapat diproduksi secara berkelanjutan. Ibu Badriyah selaku Ibu Kepala Desa menyampaikan, “Kami bisa memanfaatkan bank sampah sebagai media pengumpulan minyak jelantah atau dapat juga pengumpulan secara kolektif melalui masing-masing RW di desa ini.”

Selain sistem pengumpulan minyak jelantah, cara pemasaran produk ini juga memerlukan perhatian khusus apabila nantinya produksi sudah cukup signifikan. “Nanti proses pemasarannya itu bisa melalui grup-grup warga seperti grup senam atau melalui story WhatsApp, atau bisa juga melalui sosmed lain seperti Facebook.” usul Ibu Siska, salah satu Warga Desa Pulotondo.

Antusiasme para peserta menjadi salah satu respon positif untuk memulai inovasi ini sebagai salah satu solusi untuk kelestarian lingkungan dan juga salah satu potensi untuk mengembangkan BUMDes setempat. Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), sinergi antara dosen dan mahasiswa memberikan contoh nyata tentang bagaimana pendidikan dan kreativitas dapat menjadi pendorong perubahan positif dalam masyarakat. Melalui pendekatan edukasi dan partisipatif, mereka berharap inisiatif ini dapat berdampak jangka panjang dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah dan kesehatan lingkungan, serta memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa yang berkelanjutan.