Pelatihan Budidaya Maggot untuk Pengolahan Sampah Desa Pulotondo oleh Tim PPM Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang

Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang mengadakan pelatihan budidaya maggot untuk pengolahan sampah kepada warga desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Pelatihan ini diadakan di kantor desa Pulotondo pada hari Rabu, 3 Juli 2024.

Desa Pulotondo merupakan desa di kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, yang memiliki kesulitan dalam pengelolaan sampahnya. Sampah yang menumpuk sehari-harinya dibakar ataupun dibuang ke sungai sehingga menimbulkan polusi. Selain itu tumpukan sampah yang ada menimbulkan berbagai penyakit serta mengakibatkan kerusakan infrastruktur di desa tersebut.

Tim pengabdian masyarakat dari jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang melaksanakan kegiatan pelatihan pengolahan sampah untuk memberikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh desa Pulotondo. Tim pengabdian diketuai oleh Padma Adriana Sari, dengan melibatkan 5 dosen anggota di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang yaitu Sumiadji, Dyah Metha Nurfitriasih, Diana Nurindrasari, Anna Isrowiyah, dan Suryan Widati. Selain itu, beberapa mahasiswa jurusan Akuntansi juga terlibat aktif dalam kegiatan pengabdian ini.

Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai kondisi sampah yang ada di desa Pulotondo, bahaya yang ditimbilkan dari pengolahan sampah yang tidak benar, serta pengolahan sampah melalui budidaya maggot. Selain itu dijelaskan juga mengenai manfaat maggot yaitu sebagai pakan ternak yang memiliki nilai jual tinggi sehingga dapat meingkatkan pendapatan masyarakat desa Pulotondo.

Peserta Menyimak Pemaparan Narasumber Mengenai Pengolahan Sampah

Narasumber pelatihan yaitu Insan Amuda, Pengendali Dampak Lingkungan Hidup Ahli Pertama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, menyampaikan bahwa hasil dari maggot yang sudah dipanen dapat berupa maggot basah maupun maggot kering. Kedua produk tersebut digunakan sebagai pakan ikan maupun ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga ikan maupun ternak dapat memiliki produktivitas yang lebih baik.

Maggot Kering dan Maggot Basah yang Digunakan sebagai Pakan Ternak

Setelah dilakukan penjelasan materi, diadakan sesi diskusi dengan peserta mengenai tahapan penerapan pengolahan sampah dengan budidaya maggot. Peserta bertanya mengenai langkah awal untuk membiasakan masyarakat bersedia dengan sukarela untuk memilah sampahnya sehingga dapat melakukan pengolahan sampah dengan budidaya maggot secara berkesinambungan. Salah satu peserta, Muhammad Rifai menyampaikan bahwa adanya budidaya maggot dapat menjadi solusi dari adanya masalah penumpukan sampah yang dihadapi oleh desa Pulotondo selama ini.

Foto Bersama Tim Pengabdian dan Peserta Warga Desa Pulotondo

Sebagai penutup pada kegiatan pengabdian, Padma Adriana Sari, sebagai perwakilan tim pengabdian menyampaikan, “Kami dari tim pengabdian Polinema berharap bahwa kegiatan pelatihan ini dapat memberikan hasil yang positif bagi warga desa Pulotondo. Maggot dapat merubah sampah organik menjadi bermanfaat, dan menjadi solusi untuk pengelolaan sampah organik. Hasil dari maggot BSF dapat dimanfaatkan sebagai produk pakan yang dijual oleh masyarakat desa sehingga akan menambah pendapatan desa. Oleh karena itu, diharapkan dengan pengelolaan sampah melalui budidaya maggot BSF dapat menghasilkan keuntungan lingkungan dan ekonomi bagi Masyarakat Desa Pulotondo “. Berdasarkan hasil pelatihan ini, Desa Pulotondo berupaya untuk memilah dan mengolah sampahnya dengan lebih baik sehingga dapat menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*